Minggu, 29 November 2009
Kamis, 19 November 2009
Minggu, 15 November 2009
You have it all in you 07.20
"Work as if you don't need the money, love as if you've never been hurt, dance as though no one is watching."
Jumat, 13 November 2009
Hal Yang Paling Menyakitkan Kalau Dibenci Bokapnya Pacar (a true story) 08.17
Yang paling ga enak kalau dibenci sama bokap pacar....coba tebak, kira-kira apa satu hal yang paliiiiing ga enak kalau dibenci sama bokap pacar?
Apalagi kalau dibenci sama satu keluarga pacar. hmmm apa ya?
Ada satu hal yang bener-bener menyakitkan,
bener-bener ga bisa ditahan,
bener-bener mengganggu,
Sampai kadang-kadang harga diri musti dikorbanin setiap kali ngapel kerumahnya malem minggu.
Bukan rasa sedih karena dibenci atau disebelin. Gua ga perduli soal itu, orang gue pacaran sama anaknya kog, bukan sama bokapnya.
Ini lebih dari itu, saking sakitnya kadang-kadang saya bisa meneteskan airmata sepulang dari rumahnya.
Ini mungkin yang menyebabkan seringkali seorang cowo lebih mendingan "backstreet" trus pacaran sembunyi-sembunyi di kampus, di sekolah atau dimanapun...asal bukan dirumah pacarnya.
Hal ini diperburuk oleh rasa "ego" seorang cowo, yang akhirnya menambah penderitaannya sendiri disetiap kencan malam minggu dirumah pacar.
Sudah tau belum kira-kira apa?
Jawabannya cuma satu kata.
Pipis.
Ya pipis, paling menyakitkan buat seorang cowo yang dibenci sama keluarga pacar adalah menahan pipis. Karena, bener deh, gue mendingan makan pasir daripada musti minta izin ke WC dirumah pacar yang isinya semua sebel ama gue.
Coba bayangin, kalau kamu ngapel pasti dikasih minum. Minimal teh lah.
Terus kamu pingin pipis, kamu tahan (ding-dong permainan dimulai).
Pertama, kamu sadar kalau pipis itu bisa ditahan paling lama 1jam, dan sekarang baru jam 7. Masih ada 3 jam lagi sebelum kamu "bisa" pulang.
Fakta no.1 : "Ga ada seorang manusia didunia ini bisa menahan pipis sampai 3 jam. Seorang pesulap sekelas David Copperfield aja yang bisa ngilangin patung liberty pasti nyerah kalau disuruh nahan pipis 3 jam".
So basically ...you're screwed.
Kedua, kalaupun kamu nekad mau pergi ke kamar mandi kamu harus melewati bakapnya, karena pasti pacar kamu bilang, "Pa/Ma, Dika mau ke kamar mandi". Dan kalau rumah pacar kamu seperti rumah pacar gue yang kamar mandinya ada dibelakang....kamu mendingan makan pasir aja sekarang, karena seisi rumah akan melihat ke arah kamu dengan tatapan yang tajam.
Fakta no.2 : "Ga ada seorang manusia, sekalipun superman atau Jendral bintang 7 yang bisa lewat dari tatapan tajam seorang bokap yang sebel sama pacar anaknya tanpa rasa malu, karena ga bisa menahan pipis".
Ketiga, kalau kamu tetep nekad juga, kamu pergi ke WC tadi, terus kamu kunci pintunya, biasanya suasana diruangan diluar mendadak jadi sepi. Artinya, kalau kamu pipis pasti terdengar suaranya sampai keluar. Di saat ini pasti kamu berpikir, "sial!, kenapa gue tadi ga bisa tahan dulu". Hasrat pingin pipis semakin menjadi-jadi. Kamu mulai keringat dingin.
Fakta no.3 : "mau seganteng Nicholas Saputra, kalau yang namanya udah kebelet pipis sampe keringet dingin...muke elu pasti ancur ga keruan."
Dika...kamu mendingan makan pasir sekarang (dalam hati)
Keempat, karena takut suara pipis kamu kedengeran sama orang-orang diluar, kamu terpaksa pipis "pelan-pelan" (atau dikit-dikit). Sumpah satu hal yang lebih menyakitkan daripada "nyicil" pipis pas lagi kebelet banget adalah melahirkan. Dan karena "ego" cowo, kita lebih rela sakit daripada malu (ini berlaku untuk semua hal, bukan cuma pipis doang). Akibatnya, kamu akan pipis seperti senapan mesin, dan bukan saja suaranya lebih keras, tapi frekuensinya juga lebih tinggi. "Ego" yang tadinya lumayan gede....ikut nyemplung ke dalem WC (plus kamu makin keringetan)
Fakta no.4 : "kalau kamu suara pipisnya "aneh" semua orang pasti merhatiin...bahkan orang yang tadinya mendukung kamu, bisa berbalik malah jadi sebel juga"
Terakhir, setelah semua kebodohan tadi terjadi....kamu tetap harus balik lagi keruang tamu, ngelewatin orang-orang yang menatap tajam (dan jijik) dengan muka ancur dan badan yang keringetan. Ditambah (ini yang melengkapi penderitaanmu), adalah senyum sinis dari bokap pacar setelah mendengar suara "senapan mesin" tadi, seakan mencoba menunjukan ke anaknya (pacarmu) betapa bodohnya cowo yang satu ini.
Fakta no.5 : "Tidak ada lagi yang lebih menjatuhkan harga diri buat seorang cowo, selain suara pipisnya seperti senapan mesin"
Setelah kamu duduk kembali diruang tamu, dengan rasa yang sangat lega (seperti habis selamat dari serangan bom nuklir atau kapal Titanic), kamu baru sadar kalau didepan kamu ada sepiring nasi goreng, dan segelas air es dari pacarmu yang perhatian.
Ini baru jam 8, dan saya baru sadar kalau, "tidak ada seorang manusia yang bisa menahan eek, lebih dari 1 jam"....dan "tidak ada yang lebih memalukan buat seorang cowo daripada suara boker seperti senapan mesin".
Apalagi kalau dibenci sama satu keluarga pacar. hmmm apa ya?
Ada satu hal yang bener-bener menyakitkan,
bener-bener ga bisa ditahan,
bener-bener mengganggu,
Sampai kadang-kadang harga diri musti dikorbanin setiap kali ngapel kerumahnya malem minggu.
Bukan rasa sedih karena dibenci atau disebelin. Gua ga perduli soal itu, orang gue pacaran sama anaknya kog, bukan sama bokapnya.
Ini lebih dari itu, saking sakitnya kadang-kadang saya bisa meneteskan airmata sepulang dari rumahnya.
Ini mungkin yang menyebabkan seringkali seorang cowo lebih mendingan "backstreet" trus pacaran sembunyi-sembunyi di kampus, di sekolah atau dimanapun...asal bukan dirumah pacarnya.
Hal ini diperburuk oleh rasa "ego" seorang cowo, yang akhirnya menambah penderitaannya sendiri disetiap kencan malam minggu dirumah pacar.
Sudah tau belum kira-kira apa?
Jawabannya cuma satu kata.
Pipis.
Ya pipis, paling menyakitkan buat seorang cowo yang dibenci sama keluarga pacar adalah menahan pipis. Karena, bener deh, gue mendingan makan pasir daripada musti minta izin ke WC dirumah pacar yang isinya semua sebel ama gue.
Coba bayangin, kalau kamu ngapel pasti dikasih minum. Minimal teh lah.
Terus kamu pingin pipis, kamu tahan (ding-dong permainan dimulai).
Pertama, kamu sadar kalau pipis itu bisa ditahan paling lama 1jam, dan sekarang baru jam 7. Masih ada 3 jam lagi sebelum kamu "bisa" pulang.
Fakta no.1 : "Ga ada seorang manusia didunia ini bisa menahan pipis sampai 3 jam. Seorang pesulap sekelas David Copperfield aja yang bisa ngilangin patung liberty pasti nyerah kalau disuruh nahan pipis 3 jam".
So basically ...you're screwed.
Kedua, kalaupun kamu nekad mau pergi ke kamar mandi kamu harus melewati bakapnya, karena pasti pacar kamu bilang, "Pa/Ma, Dika mau ke kamar mandi". Dan kalau rumah pacar kamu seperti rumah pacar gue yang kamar mandinya ada dibelakang....kamu mendingan makan pasir aja sekarang, karena seisi rumah akan melihat ke arah kamu dengan tatapan yang tajam.
Fakta no.2 : "Ga ada seorang manusia, sekalipun superman atau Jendral bintang 7 yang bisa lewat dari tatapan tajam seorang bokap yang sebel sama pacar anaknya tanpa rasa malu, karena ga bisa menahan pipis".
Ketiga, kalau kamu tetep nekad juga, kamu pergi ke WC tadi, terus kamu kunci pintunya, biasanya suasana diruangan diluar mendadak jadi sepi. Artinya, kalau kamu pipis pasti terdengar suaranya sampai keluar. Di saat ini pasti kamu berpikir, "sial!, kenapa gue tadi ga bisa tahan dulu". Hasrat pingin pipis semakin menjadi-jadi. Kamu mulai keringat dingin.
Fakta no.3 : "mau seganteng Nicholas Saputra, kalau yang namanya udah kebelet pipis sampe keringet dingin...muke elu pasti ancur ga keruan."
Dika...kamu mendingan makan pasir sekarang (dalam hati)
Keempat, karena takut suara pipis kamu kedengeran sama orang-orang diluar, kamu terpaksa pipis "pelan-pelan" (atau dikit-dikit). Sumpah satu hal yang lebih menyakitkan daripada "nyicil" pipis pas lagi kebelet banget adalah melahirkan. Dan karena "ego" cowo, kita lebih rela sakit daripada malu (ini berlaku untuk semua hal, bukan cuma pipis doang). Akibatnya, kamu akan pipis seperti senapan mesin, dan bukan saja suaranya lebih keras, tapi frekuensinya juga lebih tinggi. "Ego" yang tadinya lumayan gede....ikut nyemplung ke dalem WC (plus kamu makin keringetan)
Fakta no.4 : "kalau kamu suara pipisnya "aneh" semua orang pasti merhatiin...bahkan orang yang tadinya mendukung kamu, bisa berbalik malah jadi sebel juga"
Terakhir, setelah semua kebodohan tadi terjadi....kamu tetap harus balik lagi keruang tamu, ngelewatin orang-orang yang menatap tajam (dan jijik) dengan muka ancur dan badan yang keringetan. Ditambah (ini yang melengkapi penderitaanmu), adalah senyum sinis dari bokap pacar setelah mendengar suara "senapan mesin" tadi, seakan mencoba menunjukan ke anaknya (pacarmu) betapa bodohnya cowo yang satu ini.
Fakta no.5 : "Tidak ada lagi yang lebih menjatuhkan harga diri buat seorang cowo, selain suara pipisnya seperti senapan mesin"
Setelah kamu duduk kembali diruang tamu, dengan rasa yang sangat lega (seperti habis selamat dari serangan bom nuklir atau kapal Titanic), kamu baru sadar kalau didepan kamu ada sepiring nasi goreng, dan segelas air es dari pacarmu yang perhatian.
Ini baru jam 8, dan saya baru sadar kalau, "tidak ada seorang manusia yang bisa menahan eek, lebih dari 1 jam"....dan "tidak ada yang lebih memalukan buat seorang cowo daripada suara boker seperti senapan mesin".
Selasa, 03 November 2009
Senin, 02 November 2009
Bermulai dari ruang kecil 09.13
Kami bersepuluh (kalau tidak salah) sore itu sedikit terkejut atas undangan rapat dari bapak-bapak ini, karena sudah sebulan terakhir kantor kami sedikit menjadi lebih ramai dengan kehadiran mereka.
Kita senang karena opini-opini mereka menambah pengetahuan kami saat itu yang cuma tahu kalau Antasari sudah ditangkap dan sedang di proses karena dugaan terlibat pembunuhan.
Saya sendiri sempat berdebat dengan beberapa teman sehari sebelumnya tentang "skenario pembunuhan" dan sedikit berimajinasi dengan "teori konspirasi". Setidaknya satu kaca kantor sudah penuh coretan spidol dengan gambar diagram. Kesimpulannya cuma satu saat itu "Follow the money instead of focusing on the perpetrator".
Sore itu bapak-bapak ini terlihat lebih tegang dan serius dari sebelumnya. Saya sendiri merasa terhormat bisa diundang rapat dengan mereka.
"Kita harus mulai bergerak!" ucap salah satu dari mereka.
"Masyarakat diluar harus tahu keadaan yang sebenarnya, karena kalau tidak KPK sebentar lagi bisa lenyap"
"Besok akan ada upaya dari Polisi untuk menahan Chandra, dan hari ini kita tidak punya pilihan lain untuk setidaknya tidak bisa diam saja" ucapnya lagi sambil menyodorkan majalah TEMPO dengan gambar wajah seorang yang saya tidak tahu siapa.
Yang saya ingat dia di foto sambil berkacak pinggang.
Walaupun saya tidak kenal, saya tidak suka dengan gayanya...sedikit arogan menurut saya.
Setelah saya baca lebih dalam artikelnya, darah di kepala saya rasanya terbakar dan walaupun perkataan dia yang dikutip tersebut bukan ditujukan kepada saya, entah mengapa rasanya harga diri saya seperti sedang diinjak-injak.
Kog ada jaman sekarang orang seperti ini? Itu pertanyaan pertama yang muncul dikepala saya, dan setelah saya teliti kembali...ternyata orang seperti ini sangat banyak di negeri kita yang susah ini. Mual rasanya perut ini.
"Sekarang kita punya alasan untuk melawan" Ucap seorang bapak berambut putih.
"Segera buat tulisan dan terbitkan di beberapa blog, milis, situs...pokoknya dimana saja yang bisa diakses oleh orang awam, tentang apa yang sebenarnya terjadi"
Apa yang terjadi emangnya? Pertanyaan kedua yang muncul dikepala saya...pikiran saya masih nyangkut di kasus pembunuhan....dan saya belum makan siang.
"Tulis soal Bank Century korupsinya, dan tulis juga soal upaya pelemahan KPK ini" Ujarnya lagi.
"Bagaimana kalau kita tulis dengan angle yang lain?" Mendadak saya nyeplos...kebiasaan buruk yang susah hilang.
"Bagaimana kalau kita tulis lebih fokus soal Cicak-nya?" Saya makin lepas kontrol
"Hah?" Sepertinya satu ruangan bingung.
"Iya, saya ga tau perasaan kawan-kawan sekalian atas artikel ini...tapi buat saya yang dimaksud Cicak disini bukan cuma KPK buat saya"
"Kita semua Cicak dimata dia"
"Mungkin, kalau para ketua KPK saja dianggap Cicak olehnya...berarti kita yang orang biasa apa dong? Semut?"
"Kalau seandainya saya pandai menulis, saya akan tulis soal keangkuhan dia...Buaya...dan kita bisa masukkan tulisan yang lain soal korupsi itu untuk menguatkan alasan kita untuk marah."
"Masa sudahlah korup...sok jago pula...udah gitu pake menghina segala" Saya sudah benar-benar hilang kendali.
Entah kenapa (jarang banget), sepertinya kata-kata saya tadi mungkin ada benarnya, karena teman-teman kog terlihat lebih menerima...saya sendiri sedikit kagum...he he he.
"Ya sudah, coba buat tulisannya sekarang dan satu jam lagi kita meeting lagi" kata bapak yang jangkung dan berhidung mancung.
"Dik, elo buat gambar kartun ya...yang kira-kira gambarnya ada Buaya yang lagi menyerang kantor KPK"
"Ok Bang, saya akan coba" sambil mulai mengutik-utik Corel Draw.
Bapak-bapak itu pun melangkah keluar ruang meeting.
"Oya, saya lupa bilang" Kata bapak yang berambut putih.
"Ada info yang bilang kalau kantor ini sudah disadap oleh Polisi juga, jadi kalian hati-hati kalau bicara ya" ucapnya sambil tersenyum.
Rasanya seperti disambar petir, saya dan kawan-kawan diruangan itu saling menatap antara kebingungan, takut, cemas, heran....akhirnya kita ketawa. Mungkin sekedar melepas ketegangan, ketawa layaknya kalau kita habis dikejar anjing dan berhasil lolos...tertawa sambil cemas.
Otak saya berputar, saya mulai menggambar buaya, kemudian menggambar gedung, habis itu saya gambar cicak. Sumpah gambarnya luar biasa jelek. Kalau saya guru gambar SD, saya sudah kasih nilai 3 untuk gambar itu.
Kemudian mendadak saya dapat ide, setelah saya membaca lagi artikelnya dan melihat logo Apple komputer. Yang kita butuhkan adalah logo, logo yang menggambarkan perlawanan Cicak terhadap Buaya.
Saya punya 30 menit untuk menggambar, dan saya yakin kalau hasilnya ga mungkin bisa bagus.
Terinspirasi dengan lambang Ying-Yang, saya buat gambar Cicak dan buaya melingkar dan berhadapan dengan tulisan besar "SAYA CICAK, BERANI LAWAN BUAYA".
Semua kawan yang ada di ruangan itu setuju dengan gambarnya, bukan karena gambarnya bagus, tapi karena memang tidak ada pilihan lagi yang lain.
Saya sendiri masih belum puas....jauh dari puas.
Artikelnya pun akhirnya selesai plus kita menemukan kepanjangan dari C.I.C.A.K. "Cintai Indonesia Cintai KPK", maksa memang...tapi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, jadi kita semua sepakat untuk memakainya.
"Jangan lupa, pakai logo Cicak ini sebagai "profile picture" teman-teman semua, dan email ke semua orang yang kita kenal untuk mengajak memakai logo ini juga.
Artikel sudah di posting, dan gambar sudah naik.
Saya masih jauh dari puas atas gambar itu.
Sesampai di rumah, karena masih penasaran saya coba untuk bikin beberapa logo yang lain, dan akhirnya setelah pukul 2.30 pagi, jadi satu logo dengan gambar Cicak merah yang mengacungkan jarinya, sama dengan tulisan "SAYA CICAK". Gambar itu saya jadikan "profile picture" saya di FB sebelum akhirnya tidur dan lupa mandi.
Keesokan harinya, saya semangat ke kantor dengan tujuan untuk memberi tahu teman-teman yang lain agar memakai logo yang baru daripada logo Ying-Yang yang jadul itu.
"Dik, gambar elu udah nyebar kemana-mana" kata seorang kawan yang sedang duduk bersila di depan kantor.
"Gambar elu yang baru Cicaknya lebih mirip tokek...mana ada Cicak bintik-biktik" ujarnya lagi sambil tertawa.
Begitu juga setelah saya masuk ke dalam kantor.
"Elu yang gambar logonya ya Dik?"
"Udah nyebar tuh"
Saya bergegas membuka laptop saya, dan langsung ke FB.
Hampir semua orang yang saya kenal telah mengganti "profile picturenya" dengan gambar logo yang jadul itu. Saya sudah terlambat.
"Kenapa elu bikin logonya lagi yang lain sih?"
"kan orang jadi bingung nanti pakai yang mana" Kata seorang kawan.
"Biar aja, kan semakin banyak pilihan orang bisa semakin banyak yang pakai, karena mungkin saja mereka ga suka sama logo yang jadul ini...seperti saya"
"Kan kita demokratis, bukan masalah logonya, tapi apa yang diwakili oleh logo itu" jawab saya sambil sedikit sedih, karena sudah banyak yang pakai logo Cicak yang jadul.
Dalam hati saya bertekad...."bikin lagi gambar yang lain"
Semoga bisa mewakili apa yang saya rasakan saat itu.
"...saya cicak, anda cicak, kita semua cicak dan mereka buaya"
Kita senang karena opini-opini mereka menambah pengetahuan kami saat itu yang cuma tahu kalau Antasari sudah ditangkap dan sedang di proses karena dugaan terlibat pembunuhan.
Saya sendiri sempat berdebat dengan beberapa teman sehari sebelumnya tentang "skenario pembunuhan" dan sedikit berimajinasi dengan "teori konspirasi". Setidaknya satu kaca kantor sudah penuh coretan spidol dengan gambar diagram. Kesimpulannya cuma satu saat itu "Follow the money instead of focusing on the perpetrator".
Sore itu bapak-bapak ini terlihat lebih tegang dan serius dari sebelumnya. Saya sendiri merasa terhormat bisa diundang rapat dengan mereka.
"Kita harus mulai bergerak!" ucap salah satu dari mereka.
"Masyarakat diluar harus tahu keadaan yang sebenarnya, karena kalau tidak KPK sebentar lagi bisa lenyap"
"Besok akan ada upaya dari Polisi untuk menahan Chandra, dan hari ini kita tidak punya pilihan lain untuk setidaknya tidak bisa diam saja" ucapnya lagi sambil menyodorkan majalah TEMPO dengan gambar wajah seorang yang saya tidak tahu siapa.
Yang saya ingat dia di foto sambil berkacak pinggang.
Walaupun saya tidak kenal, saya tidak suka dengan gayanya...sedikit arogan menurut saya.
Setelah saya baca lebih dalam artikelnya, darah di kepala saya rasanya terbakar dan walaupun perkataan dia yang dikutip tersebut bukan ditujukan kepada saya, entah mengapa rasanya harga diri saya seperti sedang diinjak-injak.
Kog ada jaman sekarang orang seperti ini? Itu pertanyaan pertama yang muncul dikepala saya, dan setelah saya teliti kembali...ternyata orang seperti ini sangat banyak di negeri kita yang susah ini. Mual rasanya perut ini.
"Sekarang kita punya alasan untuk melawan" Ucap seorang bapak berambut putih.
"Segera buat tulisan dan terbitkan di beberapa blog, milis, situs...pokoknya dimana saja yang bisa diakses oleh orang awam, tentang apa yang sebenarnya terjadi"
Apa yang terjadi emangnya? Pertanyaan kedua yang muncul dikepala saya...pikiran saya masih nyangkut di kasus pembunuhan....dan saya belum makan siang.
"Tulis soal Bank Century korupsinya, dan tulis juga soal upaya pelemahan KPK ini" Ujarnya lagi.
"Bagaimana kalau kita tulis dengan angle yang lain?" Mendadak saya nyeplos...kebiasaan buruk yang susah hilang.
"Bagaimana kalau kita tulis lebih fokus soal Cicak-nya?" Saya makin lepas kontrol
"Hah?" Sepertinya satu ruangan bingung.
"Iya, saya ga tau perasaan kawan-kawan sekalian atas artikel ini...tapi buat saya yang dimaksud Cicak disini bukan cuma KPK buat saya"
"Kita semua Cicak dimata dia"
"Mungkin, kalau para ketua KPK saja dianggap Cicak olehnya...berarti kita yang orang biasa apa dong? Semut?"
"Kalau seandainya saya pandai menulis, saya akan tulis soal keangkuhan dia...Buaya...dan kita bisa masukkan tulisan yang lain soal korupsi itu untuk menguatkan alasan kita untuk marah."
"Masa sudahlah korup...sok jago pula...udah gitu pake menghina segala" Saya sudah benar-benar hilang kendali.
Entah kenapa (jarang banget), sepertinya kata-kata saya tadi mungkin ada benarnya, karena teman-teman kog terlihat lebih menerima...saya sendiri sedikit kagum...he he he.
"Ya sudah, coba buat tulisannya sekarang dan satu jam lagi kita meeting lagi" kata bapak yang jangkung dan berhidung mancung.
"Dik, elo buat gambar kartun ya...yang kira-kira gambarnya ada Buaya yang lagi menyerang kantor KPK"
"Ok Bang, saya akan coba" sambil mulai mengutik-utik Corel Draw.
Bapak-bapak itu pun melangkah keluar ruang meeting.
"Oya, saya lupa bilang" Kata bapak yang berambut putih.
"Ada info yang bilang kalau kantor ini sudah disadap oleh Polisi juga, jadi kalian hati-hati kalau bicara ya" ucapnya sambil tersenyum.
Rasanya seperti disambar petir, saya dan kawan-kawan diruangan itu saling menatap antara kebingungan, takut, cemas, heran....akhirnya kita ketawa. Mungkin sekedar melepas ketegangan, ketawa layaknya kalau kita habis dikejar anjing dan berhasil lolos...tertawa sambil cemas.
Otak saya berputar, saya mulai menggambar buaya, kemudian menggambar gedung, habis itu saya gambar cicak. Sumpah gambarnya luar biasa jelek. Kalau saya guru gambar SD, saya sudah kasih nilai 3 untuk gambar itu.
Kemudian mendadak saya dapat ide, setelah saya membaca lagi artikelnya dan melihat logo Apple komputer. Yang kita butuhkan adalah logo, logo yang menggambarkan perlawanan Cicak terhadap Buaya.
Saya punya 30 menit untuk menggambar, dan saya yakin kalau hasilnya ga mungkin bisa bagus.
Terinspirasi dengan lambang Ying-Yang, saya buat gambar Cicak dan buaya melingkar dan berhadapan dengan tulisan besar "SAYA CICAK, BERANI LAWAN BUAYA".
Semua kawan yang ada di ruangan itu setuju dengan gambarnya, bukan karena gambarnya bagus, tapi karena memang tidak ada pilihan lagi yang lain.
Saya sendiri masih belum puas....jauh dari puas.
Artikelnya pun akhirnya selesai plus kita menemukan kepanjangan dari C.I.C.A.K. "Cintai Indonesia Cintai KPK", maksa memang...tapi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, jadi kita semua sepakat untuk memakainya.
"Jangan lupa, pakai logo Cicak ini sebagai "profile picture" teman-teman semua, dan email ke semua orang yang kita kenal untuk mengajak memakai logo ini juga.
Artikel sudah di posting, dan gambar sudah naik.
Saya masih jauh dari puas atas gambar itu.
Sesampai di rumah, karena masih penasaran saya coba untuk bikin beberapa logo yang lain, dan akhirnya setelah pukul 2.30 pagi, jadi satu logo dengan gambar Cicak merah yang mengacungkan jarinya, sama dengan tulisan "SAYA CICAK". Gambar itu saya jadikan "profile picture" saya di FB sebelum akhirnya tidur dan lupa mandi.
Keesokan harinya, saya semangat ke kantor dengan tujuan untuk memberi tahu teman-teman yang lain agar memakai logo yang baru daripada logo Ying-Yang yang jadul itu.
"Dik, gambar elu udah nyebar kemana-mana" kata seorang kawan yang sedang duduk bersila di depan kantor.
"Gambar elu yang baru Cicaknya lebih mirip tokek...mana ada Cicak bintik-biktik" ujarnya lagi sambil tertawa.
Begitu juga setelah saya masuk ke dalam kantor.
"Elu yang gambar logonya ya Dik?"
"Udah nyebar tuh"
Saya bergegas membuka laptop saya, dan langsung ke FB.
Hampir semua orang yang saya kenal telah mengganti "profile picturenya" dengan gambar logo yang jadul itu. Saya sudah terlambat.
"Kenapa elu bikin logonya lagi yang lain sih?"
"kan orang jadi bingung nanti pakai yang mana" Kata seorang kawan.
"Biar aja, kan semakin banyak pilihan orang bisa semakin banyak yang pakai, karena mungkin saja mereka ga suka sama logo yang jadul ini...seperti saya"
"Kan kita demokratis, bukan masalah logonya, tapi apa yang diwakili oleh logo itu" jawab saya sambil sedikit sedih, karena sudah banyak yang pakai logo Cicak yang jadul.
Dalam hati saya bertekad...."bikin lagi gambar yang lain"
Semoga bisa mewakili apa yang saya rasakan saat itu.
"...saya cicak, anda cicak, kita semua cicak dan mereka buaya"
Label:
Sejarah logo cicak